Lembur Singkur

Kumpulan Karya Pendidikan dan Budaya

Contoh Artikel Ilmiah Populer 2

Posted by lembursingkur pada Januari 11, 2024

Belajar Merdeka Sarana Menuju Jiwa Merdeka

Kemerdekaan adalah hak untuk mengatur diri sendiri dengan selalu mengingat pada syarat-syarat tertib damainya hidup bersama dan bersesama dalam masyarakat. Kemerdekaan diri perlu memperhatikan nilai-nilai hidup yang luhur, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kemerdekaan seyogianya menjadi dasar untuk mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana seimbang serta selaras dengan masyarakat [ Agus, C.2018 ].

Jiwa yang merdeka berarti mempunyai hak untuk melakukan berbagai hal secara lepas dan bebas dengan adanya tanggung jawab. Sehingga, kebebasan dan kemerdekaan tidak terlepas dari perasaan sadar akan kewajiban terhadap Maha Pencipta dan hak sesama manusia serta peraturan-peraturan agar setiap orang tidak bertindak sesuka hati. Individu yang mempunyai jiwa merdeka harus mampu memimpin diri, keluarga, dan memimpin masyarakat serta bangsa sesuai dengan kodratnya.

Individu yang memiliki jiwa yang merdeka tidak akan melakukan tindakan yang dapat menyakiti orang lain secara fisik, psikis, dan lain sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap tutur tindak yang dilakukan telah dipikirkan konsekuensi dan risiko yang akan dihadapi dengan matang. Terlebih dengan perkembangan zaman dengan teknologi seperti saat ini. Bermedia dengan bijak merupakan salah satu contoh berjiwa merdeka. Pada zaman yang semakin pesat, tidaklah harus bertemu langsung untuk bisa menyakiti orang lain.

Demikian sekilas gambaran dunia sekarang tempat anak-anak didik kita hidup dan bertumbuh. Kini informasi dan teknologi sebagai hasil perkembangan zaman telah menjadi faktor yang dominan dalam masyarakat di seluruh dunia. Informasi dan teknologi adalah dua hal yang tak mungkin dipisahkan. Berkat kemajuan teknologi, informasi menyebar secara cepat dan telah mampu mengubah bentuk kehidupan masyarakat. 

Kemajuan teknologi membawa pula pada perubahan tatanan hidup dan nilai-nilai. Banyak nilai-nilai lama yang bergeser terkait dengan kemajuan tersebut. Kemajuan perubahan yang terjadi terkadang membawa dampak positif maupun negatif pada kehidupan manusia. Dengan perubahan zaman menjadi digital seperti sekarang, banyak orang tercerabut dari kenyataan hidup pada zaman ini. 

Perubahan zaman memang tidak bisa kita bendung atau kita halangi. Heraclitus seorang filsuf berkata: Panta rei kai uden menei. Semuanya mengalir dan tidak sesuatu pun yang tetap tinggal. Seiring perjalanan waktu dan pergeseran zaman, kehidupan manusia selalu berubah. Manusia adalah subjek perubahan. Bisa kita saksikan berbagai macam revolusi diinisiasi serta dimotori oleh manusia. Semua yang ada di dunia ini senantiasa berubah. Satu-satunya yang tidak berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Begitu para filsuf mengatakan. 

Begitulah zaman kita hidup sekarang. Rhenald Kasali menuliskan fenomena itu akrab disebut disrupsi. Di kamus, kata itu berarti tercerabut dari akar. Namun, kini di jagat bisnis maknanya diperluas menjadi perubahan fundamental atau mendasar.  Era disrupsi adalah era di mana terjadinya perubahan masif yang mengubah sistem dan tatanan bisnis dan lini hidup lain yang lebih baru. Disrupsi sendiri utamanya disebabkan oleh adanya inovasi-inovasi dan kreativitas baru.

Kita melihat tidak sedikit perusahaan yang terpaksa gulung tikar akibat tidak berinovasi dan menemukan strategi bisnis yang lebih kreatif. Pengusaha sebaiknya mulai aktif mempelajari dan melakukan pembaharuan-pembaharuan terkait teknologi.

Kita adalah saksi peralihan raksasa yang saat ini sedang terjadi; dari perusahaan menjadi platform, dari peradaban industri ke peradaban digital. Tentu saja, peralihan ini bukan hanya soal bisnis dan ekonomi, tetapi juga seluruh cara kita hidup. 

Rhenald Kasali dalam  The Great Shifting menyatakan bahwa  disrupsi telah menghasilkan peralihan besar-besaran (great shifting). Yang semula naik ojek pangkalan dan bus, beralih ke ojek online; yang semula belanja baju di mall, sekarang beli di gerai online; yang semula pesan hotel, kini mencari rumah dekat lokasi wisata yang bisa ditumpangi via aplikasi Airbnb.

Pertanyaannya: Bagaimana dengan dunia pendidikan kita untuk menyiapkan anak didik untuk menghadapi zaman yang terus melesat ini? 

Ada salah satu upaya yang digulirkan negeri ini untuk membekali anak-anak didik mengarungi zaman ini, salah satunya Merdeka Belajar.  Merdeka belajar yaitu salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa. Ini sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan.  

Merdeka belajar dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Berikut ini beberapa karakteristik maupun karakteristik merdeka belajar yang diterapkan, antara lain: 

  • Pembelajaran yang digunakan berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai dengan profil belajar Pancasila. 
  • Fokus terhadap materi esensial sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar. Contohnya literasi dan numerasi. 
  • Fleksibilitas guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Bila dilihat  Merdeka Belajar merupakan program pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Merdeka Belajar fokus pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Merdeka Belajar akan mengubah paradigma lama terhadap pendidik sebagai penyampai informasi semata, menjadi pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, pendidik memegang kendali akan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di ruang kelasnya masing-masing.

Merdeka Belajar akan meninggalkan pendekatan standarisasi menuju pendekatan heterogen yang lebih paripurna guna mendorong pendidik dan peserta didik untuk menjelajahi khasanah pengetahuan yang terus berkembang. Pembelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik serta didukung oleh teknologi yang memberikan pendekatan personal bagi progresivitas belajar setiap peserta didik. Dengan model seperti ini harapannya  kurikulum yang terbentuk dari program Merdeka Belajar akan lebih fleksibel, berdasarkan kompetensi, fokus pada pengembangan karakter, dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia kerja.

Jika memperhatikan skema pendidikan karakter dalam program Merdeka Belajar, keberhasilan akan implementasinya akan sangat ditentukan oleh kepiawaian pendidik untuk menjadi inspirasi dan teladan bagi peserta didiknya. Berbagai pola implementasi dari pendidikan karakter juga sangat relevan diterapkan sebagai bingkai program Merdeka Belajar di Indonesia. Implementasi pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan tentu akan membentuk masyarakat yang tidak hanya produktif, tetapi juga pekerja keras, kreatif, inovatif, tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.

Dari uraian di atas, penulis sebagai guru merasa optimis bahwa pendidikan Indonesia sedang berproses menuju pada pendidikan yang membawa anak didik menjadi manusia dengan jiwa merdeka. Jiwa merdeka bisa dimiliki oleh siapa pun, baik oleh penguasa maupun juga rakyat biasa, orang pintar dan kaya atau sebaliknya miskin dan bodoh, bahkan oleh seorang yang masik anak sekalipun.  Jiwa dengan jiwa merdeka terbebas dari perasaan takut, khawatir, ragu-ragu, tertekan, terbelenggu, mencurigai, merasa superior, menganggap orang lain lebih rendah, dan sejenisnya. 

Meskipun jiwa merdeka tergantung pada diri orang yang bersangkutan, tetapi dalam pendidikan anak didik bisa diarahkan pada pribadi dengan jiwa merdeka. Pertama, orang yang merdeka dalam mengarungi hidup ini tidak akan disiksa oleh banyaknya keinginan. Kedua, bebas dari perbudakan hawa nafsu yang membelenggu. Ketiga, ciri orang yang hidupnya merdeka ialah ia tidak mudah diperbudak oleh asmara yang dapat mencelakakannya. Keempat kejujuran, tidak akan menjadi merdeka orang-orang yang tidak menjaga dirinya dari kedustaan dan ketidakjujuran. Kelima menghargai sesamanya, tidak akan pernah menghinakan, bahkan sebaliknya akan mengangkat derajat seseorang. Keenam ikhlas. Ikhlas adalah kunci kemerdekaan hati.  Ketujuh tak ada kelekatan pada hal duniawi, lebih mendekat pada Sang Pencipta. 

Kiranya para pendidik dengan sepenuh hati dan dengan jiwa yang merdeka pula bersedia memberikan pendidikan, tak hanya sekedar mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi juga memberikan didikan karakter menuju pada pribadi yang merdeka.

Sumber: Rhenald Kasali. 2022. The Great Shifting: Menyikapi Perubahan Besar di Era Disrupsi”. Gramedia: Jakarta .

Agus, C. (2018). Pendidikan Jiwa Merdeka. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada diakses dari http://acahyono.staff.ugm.ac.id/2018/05/pendidikan-jiwa-merdeka-prof-dr-cahyono-agus.html

Mekar Jaya, Serpong, 29 November 2022

Christina Enung Martina

Tinggalkan komentar