Lembur Singkur

Kumpulan Karya Pendidikan dan Budaya

Archive for Desember, 2012

ARTIKEL PENDIDIKAN KRITIS

Posted by lembursingkur pada Desember 29, 2012

PENERAPAN POLA BELAJAR KRITIS

UNTUK SISWA TINGKAT SMP

Ch. Enung Martina

Belajar kritis terhadap fakta jauh lebih baik daripada menghafalkan fakta. Mengapa? Jawabannya adalah karena fakta akan terus bertambah pada setiap saat. Namun kenyataannya banyak orang tidak kritis. Hal ini juga terjadi dalam dunia pendidikan kita. Beberapa indikasi ketidakkritisan antara lain:

–          Anak tidak berani bertanya

–          Ketika belajar hafalan hasil tesnya baik, tetapi ketika pertanyaan sampai pada taraf analisis daya pikir rendah

–          Banyak anak dalam melakukan suatu tindakan hanya ikut-ikutan orang lain, tanpa berpikir lebih jauh

–          Ketika ada pertanyaan yang memerlukan alasan, anak akan diam total tak mampu memberikan jawaban.

–          Mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang

 

Bila kita kritis terhadap keadaan sekarang, kita akan melihat bahwa pengaruh zaman ke depan akan semakin berkembang tak terkendali. Globalitas nampak dari meluapnya informasi lewat internet, baik itu informasi yang baik atau pun yang tidak baik. Jika anak tidak diajari kritis terhadap globalisasi, maka dia akan terbawa arus perkembangan yang bisa menyesatkannya. Kita tahu bahwa pengaruh buruk dari globalisasi antara lain narkoba yang mudah untuk didapat, pornografi yang mudah diakses, konsumerisme yang makin digemborkan, hedonisme, memuja kenikmatan, budaya cari enak-instan, pemahaman anti-Tuhan yang makin marak, sekterian, ekstrimis, dan banyak lainnya.

 

Untuk memiliki hidup   yang lebih baik dibutuhkan berpikir kritis. Apakah itu berpikir kritis? Berpikir secara masuk akal dan reflektif yang difokuskan untuk menemukan apa yang dapat dipercaya dan akan dilakukan kemudian (Robert H. Enn ). Pendapat yang kedua adalah berpikir kritis merupakan kemampuan menyelesaikan persoalan melalui penalaran dan untuk mengidentifikasi cacatnya sebuah argumentasi (Carnes, David). Intinya berpikir kritis itu mempertimbangkan semua kemungkuinan, bukan berpikir kompromis, atau bukan sesuai dengan pesanan.

Berpikir kritis itu mengikuti pola metode ilmiah yaitu dimulai dengan adanya persoalan, kemudian persoalan dihipotesis, lalu data dikumpulkan, berikutnya hipotesa dites, sesudah itu baru diambil kesimpulan. Dengan demikian berpikir kritis itu mempunyai unsur-unsurnya, yaitu problem solving, desision making, analysing, removing, dan evaluating. Hal yang juga patut diperhatikan dalam berpikir kritis adalah urutan berikut ini: bertanya, alasan rational/penalaran, kredibilitas/bukti, analisis (5w-h), jalan logika benar, penyimpulan benar, dan definisi/premis yang benar.

Namun, kenyataannya dalam kehidupan, kita tidak berpikir kritis. Ada banyak sebab mengapa kita terbiasa tidak berpikir kritis. Beberapa penyebabnya adalah: pendidikan yang tidak membolehkan anak bertanya, latihan yang membuat anak berpikir salah/tidak logis, membatasi pikiran anak dengan jalan keluar yang hanya satu-satunya, soal yang diberikan guru dirancang dengan persepsi yang sempit. Pendidikan dengan pola seperti itu menyebabkan matinya kreativitas seseorang sehingga akhirnya orang tidak kritis.

Akibat  dari ketidakkritisan adalah dapat menyebabkan terus salah pengertian terhadap suatu hal. Selain itu dapat juga menyebabkan sulit untuk membangun pengertian yang benar dan lengkap, Akhirnya menimbulkan seseorang tidak kritis terhadap situasi yang tidak sempurna. Alangkah lebih baik bila seseorang menjadi pembelajar yang baik dengan dapat menjelaskan BAGAIMANA seseorang dapat memecahkan persoalan. Dengan demikian diperlukan pelatihan yang eksplisit dalam berpikir kritis sehingga akan membuat seseorang lebih cerdas, lebih independen, dan lebih kreatif. Itu berarti dapat membantu seseorang untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi melatih seseorang (anak) berpikir kritis adalah bisa memalui pelajaran yang diampu oleh masing-masing guru. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah: melatih bertanya dengan menyemanagati anak untuk terus bertanya, memacu rasa ingin tahu anak, dan guru tentunya harus menjawab dengan penuh empati. Yang berikutnya anak dilatih untuk menalar, menjawab dengan alasan. Untuk mengembangkan berpikir kritis hendaknya kita mengurangi dogmatisasi, pokoknya apa yang dikatakan lakukan, tak usah bertanya alasan di balik hal yang dilakukan.

Untuk merangsang anak agar bisa berpikir kritis berikan cara berpikir alternatif, yaitu dengan membiasakan anak berpikir lebih dari satu kemungkinan, melihat sesuatu hal dari berbagai segi, diberikan kebebasan untuk menjawab yang berbeda, untuk itu diperlukan pertanyaan terbuka.

Selain itu juga anak bisa diberikan permainan berpikir, misalnya memberikan permainan yang menantang pikiran, selalu ditanyakan alasan mengapa mengambil langkah tertentu, tekankan pula untuk mencari bukti yang mendukung,  dan biasakanlah anak menceritakan proses. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah melatih anak untuk menuliskan gagasan karena dengan menulis membantu anak mengklarifikasi penjelasan dan mempertajam argumentasi.

Latihan diskusi dan debat dengan topik yang relevan juga akan membantu anak untuk berpikir kritis. Dalam berdiskusi anak dilatih untuk terlibat dalam pembicaraan dan mampu memberikan pendapat, gagasan, serta argumentasinya tentang masalah yang dibahas.

Demikian belajar kritis bisa diberikan kepada anak sesuai dengan fase perkembangan dan tuntutan lingkungan. Dengan menerapkan pola belajar kritis membuat pendidikan tidak hanya sekedar menerima begitu saja apa yang diberikan oleh guru, melainkan kritis terhadap apa yang diterimanya. Dengan begitu inisiatif dan kreativitas anak akan berkembang sehingga membentuk pribadi yang cerdas dalam segala aspek dan pribadi yang utuh .

 

Posted in Artikel | Dengan kaitkata: , , , , , , | Leave a Comment »